Naskah :
Tiban Suluh
Golongan/Kelompok : 2
Komoditas : Jamur
Judul Drama : Asal Muasal Meledaknya Jamur Sari
Durasi :
20 Menit
Dalang/Sutradara : Bagus Sasmito A.
Tim Fragmen Drama :
No
|
Nama Pemain
|
Peran
|
Watak
|
1
|
Yoga
Satria
|
Raja
Jamarudin
|
Bijaksana,
Murah Hati
|
2
|
Dita
Pratiwi
|
Michaela
(Anak Raja)
|
Manja
|
3
|
Indri
Nikmatul
|
Sunami
(Sun Go Kong)
|
Kocak,
murah hati,
|
4
|
Aini
Masruroh
|
Samurti
(Rakyat)
|
Pendiam,
|
5
|
Aris
Dwi Nurul
|
Titik
(Rakyat)
|
Sederhana,
|
6
|
Wajihul
Abror
|
Suketi
(Tabib)
|
Murah
hati, mudah menolong
|
Tim Gamelan :
No
|
Nama
|
Musik Pengiring
|
1
|
Nila Wahyu Permana
|
Peking 1
|
2
|
Januar Riswanto
|
Gong
|
3
|
Ghea Masitha N.
|
Kenong
|
4
|
Mahlidatul Isnia
|
Bonang Peneru
|
5
|
Lailatul Fitria
|
Slenthem
|
6
|
Cindera Rosa
|
Demung
|
7
|
Dian Rahmawati
|
Saron
|
8
|
Beny
|
Kendang
|
9
|
Evan Dekha
|
Bonan Barung
|
10
|
Bima Rojaq K
|
Peking 2
|
Asisten Tiban Suluh : Angga Wijaya
Sinopsis Cerita :
ASAL MUASAL MELEDAKNYA JAMUR SARI
(Prolog)
Di
sebuah tempat di Desa nan jauh disana terdapat sebuah kerajaan bernama
“Jajamurta”. Disana hidup sebuah Raja bernama Jamarudin. Jamarudin hidup berdua
bersama anaknya yang bernama Michaela. Kerajaan Jajamurta merupakan sebuah
kerajaan yang sangat sejahtera, makmur. Suatu hari sang raja dan anaknya
terlibat suatu perbincangan tentang adanya sebuah jamur yang dianggap berbahaya. Jamur tersebut ditemukan di
hutan yang
tidak jauh dari kerajaannya. Seketika itu datang
sesosok orang yang memberitahukan bahwa rakyatnya
sedang dilanda penyakit berbahaya. Untuk lebih jelasnya kita lihat di TKP.
ADEGAN 1
Jamarudin : “Hemm..pagi yang indah ya nak.”
Michaela : “Iya pah.”
Jamarudin :
“Papa senang melihat kerajaan kita makmur,
sejahtera, damai, tentram dan sebagainya dan sebagainya ,,enak lek ngene rasane, rakyat makmur, rajane pisan melok-melok makmur.”
Michaela : “Eh
Papa, tapi aku kemaren kan jalan-jalan
ya, biasalah shoping gitu pa. Nah pas aku lewat dekat hutan sebelah kerajaan kita, aku lihat ada semacam tumbuhan yang tumbuh di pinggir-pinggir sekitar pepohonan.
Tumbuhannya itu ukurannya kecil, seperti payung gitu deh. Aneh wes pokoknya
tumbuhanya itu
pa. Emmm..kayaknya tumbuhan itu
beracun deh.”
Jamarudin : “Crito
ta curhat? Tapi kalo misalnya gitu kayaknya nakutin itu nduk. Emmm..jangan sampai ada rakyat yang makan jamur
itu. Aku harus kasih tau rakyatku. Oyi?
“Gubraaaak…..”
Sun go kong : “Pak
pak, rakyatmu banyak
yang sakit loh.”
Jamarudin : “Sapa? Terus hubungannya sama Raja apa?”
Sun go kong : “Ya kamu kan Rajanya pak..masak
raja diam saja, raja itu kan kudu merakyat kayak sapa itu wes..duh lupa aku cin.”
Jamarudin : “Lohhhhhhhhhhhh...”
Sun go kong : “Yawes
pokonya ikut aku. Kamu pokonya harus ikut. Ini
penyakitnya
aneh soalnya.”
Jamarudin : “Terus
aku harus ikut kamu Nami?”
Sun go kong : “Alay, banyak omong. Ayo cepet kut aku sekarang.”
Michaela : “Sek tah,
kamu ini siapa kok seenaknya ngajak-ngajak raja, uda masuk seenaknya, gak
assalamualaikum, gak permisi.”
Sun go kong : “Kenalkan!
(sambil berjabat tangan) aku Sunarni alias Sun go kong. Aku seorang pengembara, aku tinggal di
ujung kerajaan ini. Sudahlah, ini tentang rakyatmu yang sedang mengalami sakit
aneh yang jarang sekali dijumpai.”
Michaela : “Jangan-jangan
mereka sudah memakan jamur yang aku liat di hutan itu.”
Jamarudin :” Ha? Iyo seh..ayok sun go kong, antarkan aku kesana. Kamu mau
ikut nduk?”
Michaela : “Hiii..ndak,
nanti aku ketularan. Biar papa aja yang
kesana.”
Sun go kong : “Ya
sudah..ayok kita berangkat baginda.”
Sang
raja pun akhirnya ikut dengan sun go kong untuk melihat rakyatnya yang
terserang penyakit aneh tersebut. Pikiran raja pun kalut, dia khawatir penyakit
ini akan mewabah. Raja khawatir kerajaannya tidak
terkenal dengan kerajaan yang makmur, damai dan sejahtera lagi. Sesampainya di
tempat kejadian, raja merasa merasa iba melihat
rakyatnya yang terkena penyakit tersebut. Sang raja bertemu dengan seorang
bernama ’Titik’.
Dia memelas meminta kepada raja untuk dapat menemukan obat yang bisa menyembuhkan
penyakit aneh tersebut. Untuk
lebih jelasnya kita lihat di TKP.
ADEGAN 2
Jajamurta : “Mana
katamu Nami? Mana yang terkena penyakit?”
Sun go kong : “Sek
la pak, aku kemaren ketemu sama mereka disini.”
Jajamurta : “Paleng km bohong yaa.”
Kemudian datang Titik dan seorang tetangganya yang juga terserang penyakit.
Titik : “Baginda raja..tolong hamba, hamba ini terserang
penyakit yang entah darimana asalnya. Tolong.”
Jajamurta : “Haha..sebentar, ini penyakit apa sih kok modelny gak gaul
gini?”
Titik : “Aku juga gak seberapa tau baginda, yang jelas aku terkena
penyakit ini.”
Jajamurta : “Apa
kamu sempat mengonsumsi jamur yang ada di hutan sebelah desa ini?”
Titik :”Jamur apa baginda?”
Sang
raja pun berpikir, jika titik bertanya demikian, bisa dipastikan bahwa temannya
dan titik tidak mengonsumsi jamur tersebut. Jangankan mengonsumsi, bentuknya
pun mereka tidak tahu.
Titik : “Tolong baginda carikan obatnya..sembuhkan penyakit
kami.”
Jajamurta : “Oke
oke, saya akan mencarii obatnya.”
Sun go kong : “Baginda,
kalo boleh saya usul saya pernah tau ada tabib yang tinggal di tengah hutan
tersebut. hamba rasa, dia akan bisa menyembuhkan penyakit ini.”
Jajamurta : “Ya
sudah, cepat panggilkan dia kesini. Dan untuk sementara, titik, kamu sama
temanmu ikut saya ya, saya gak mau penyakitmu ini menyebarluas ke penduduk lainnya.”
Sun
go kong pun pergi untuk memanggil tabib yang dia maksud. Sedangkan sang raja
pergi membawa kedua orang itu ke suatu tempat untuk di asingkan. Rajapun
berharap pada sun go kong bahwa tabib itu dapat menyembuhkan penyakit ini.
Sesampainya di tempat itu, anaknya bertanya-tanya kepada ayahnya ini. Akan tetapi, beberapa saat kemudian kelakuan mereka
semakin menjadi. Samurti tidak sadarkan diri dan bertingkah aneh karena
penyakit tersebut. Jajamurta menjadi bingung akan hal ini. Untuk lebih jelasnya
kita lihat di TKP..
ADEGAN 3
Michaela : “Duh,
papa ini kemana sih kok gak pulang-pulang,
jangan-jangan diculik lagi sama si sunami alias sun go kong itu.”
Jajamurta pun
datang
Michaela : “Papa!
Kenapa lama sekali? Aku khawatir Papa diculik.”
Jajamurta : “Emang ada ya yang
mau nyulik papa? Hahaha!”
Michaela : “Eh
pa, mereka ini siapa? Kok aneh begitu? Haha.”
Jajamurta : “Ini
rakyat yang terserang penyakit itu.”
Michaela : “Kenapa
dibawa kesini papa, nanti kalo nular ke aku gimana?”
Jajamurta : “Sebentar
lagi ada tabib yang bakal nyembuhin mereka kok.”
Michaela : “Ciyus? Miapah? Mana tabibnya?”
Sun go kong : “Assalamualaikum
!!”
Semua : “Waalaikumsalam !!”
Sun go kong : “Ini
pak tabibnya,”
Suketi : “Permisi baginda raja, perkenalkan saya suketi.”
Jajamurta : “Apa
kamu bisa menyembuhkan mereka?”
Titik : “Loh mur..mur..kamu kenapa?”
Samurti
bertingkah aneh
Jajamurta : “Loh
hahahaha . Jangan lakukan sesuatu,
biarkan dia bertingkah seperti itu.”
Sun go kong : “Heh
Raja gila,
orang ini
sakit.”
Suketi : “Baiklah, ini silahkan makan.”
Michaela : “Loh
ini kan jamur beracun yang aku lihat di hutan sebelah kerajaan itu.”
Jajamurta : “He
Suketi, ojok ngawur, anaknya orang ini, bener ini obatnya?”
Suketi : “Gak tau baginda, ini saya ingin mencoba saja,soalnya saya pernah melihat jamur ini pernah
dibawa oleh pengelana yang pernah melewati daerah rumah saya, mereka
mengonsumsinya.”
Kemudian samurti
mengambilnya dan memakannya
Michaela : “Loh
loh loh..”
Sun go kong : “Maemen seng banyak wes.”
Setelah beberapa
saat samurti sadar. Dia normal kembali
Suketi : “Kan, apa kataku? Sembuh kan.”
Sun go kong : “Heh, kamu gak pengen sembuh ta?”
Titik pun
memakannya
Titik : “Hemm..baginda, makanan ini enak.”
Jajamurta : “Iyo
ta? Cobak se..hhmm..michaela, ini lo,rasanya
enak kok.”
Epilog:
Michaela
akhirnya mengetahui bahwa jamur yang dia lihat di hutan itu tidak berbahaya, justru malah jamur itu bermanfaat
untuk menyembuhkan penyakit. Tabib ini juga member tahukan bahwa jamur ini juga
dapat dikonsumsi secara terus menerus. Dari hal ini pun akhirnya raja, anaknya
dan rakyat pun mengetahui bahwa jamur ini mempunyai manfaat yang baik bagi
kesehatan. Dapat diketahui pula bahwa jamur bisa dikonsumsi secara berlanjut,
selain itu juga dapat di olah sebagai jenis-jenis makanan yang beragam.
No comments:
Post a Comment